Langsung ke konten utama

investor asing, kawan atau lawan ?

Investor Asing, Kawan atau Lawan ?
Tidak dapat kita pungkiri bahwa negara kita ini adalah negara berkembang. Sebagai negara berkembang tentunya Indonesia banyak melakukan pembangunan, baik pembangunan fisik, maupun non fisik. Untuk melakukan pembangunan fisik tentunya banyak proyek-proyek di negara kita ini yang membutuhkan dana yang sangat besar.
Untuk memenuhi dana yang sangat besar ini tentunya tidak akan terpenuhi oleh dana dalam negeri. Mau tidak mau pemerintah harus mengambil langkah untuk menarik investor asing agar mau menanamkan sahamnya di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya mega proyek di Indonesia yang banyak investor asing di dalamnya.
Melihat fenomena ini, muncul pertanyaan bagi kita, apakah investor asing tersebut menjadi kawan ataukah menjadi lawan bagi kita ?.
Di satu sisi investor asing tentunya memberikan manfaat bagi negara kita ini. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas bahwa investor asing dapat membantu percepatan pembangunan di negara kita ini.
Akan tetapi kita jangan sampai menutup mata untuk melihat sisi yang lain. Dimana dalam ilmu bisnis, seorang investor yang menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan pasti akan mendapatkan beberapa hak dari perusahaan tersebut, salah satunya adalah hak untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan besar kecilnya jumlah investasinya pada perusahaan tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa investor baru mau menanamkan sahamnya jika suatu perusahaan dapat memberikan keuntungan besar baginya. Baik investor lokal maupun investor asing pasti demikian.
Mari kita berfikir sejenak.
Ketika suatu perusahaan yang ada di negara kita ini sebagian besar sahamnya dikuasai oleh investor asing, jika perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan yang besar, siapa yang menikmati keuntungan tersebut ?.
Investor Asing !.
Bukankah begitu ?.
Dapat kita lihat contohnya, salah satu perusahaan besar di negara kita ini yang dikuasai oleh asing, tepatnya di Papua, yaitu PT Freeport. Bukankah perusahaan ini memiliki pendapatan dan keuntungan yang besar ?, lalu kemana keuntungan tersebut ?, mengapa masih banyak Masyarakat Papua yang susah ?. dan lihatlah ketika pemerintah kita menuntutnya, malah pemerintah kita yang dituntutnya ke Mahkamah Internasional.
Bagaimana ?.
Apakah kita masih mengandalakan investor asing untuk berkuasa di negeri kita ini ?.
Mengapa kita tidak meningkatkan investor dalam negeri kita. Saya pernah mendengar salah seorang calon Kepala Daerah yang menyampaikan bahwa kita akan menarik investor asing agar mau berinvestasi di Daerah kita.
Mengapa demikian ?.
Mengapa tidak kita cari dulu investor dalam negeri, baru melirik investor asing. Jika kita memanfaatkan para investor lokal untuk berinvestasi di negara kita ini, maka keuntungan yang diperoleh akan dinikmati oleh orang dari negara kita sendiri, bukan orang asing.
Saya tidak menuduh pemerintah tidak melirik investor lokal untuk berinvestasi, akan tetapi kenyataannya saat ini memang masih banyak perusahaan ataupun proyek-proyek yang dikuasai oleh asing.
Melalui tulisan ini saya mengajak kepada para investor lokal, mari sama-sama kita investasikan harta kita di negara kita sendiri, agar nantinya keuntungannya kita juga yang menikmati. Selain itu kepada para generasi mudah, mari kita mulai belajar investasi dari sekarang agar tidak lagi terbuka lebar peluang bagi para investor asing untuk menguasai aset di  negara kita.
Jangan kita tunda untuk bertindak. Jangan sampai kita terjajah kembali. Bukankah dulu penjajah datang ke negara kita ini untuk menguasai Sumber Daya Alam kita, lalu sekarang pihak asing mulai menjajah kita dengan cara menguasai investasi di negara kita. Kita bukan lagi berperang senjata, akan tetapi berperang kesempatan untuk merebut kembali apa yang seharusnya milik kita, yaitu peluang untuk berinvestasi. Prinsipnya adalah siapa yang duluan memulai maka dialah yang duluan mendapatkan hasilnya.
Kepada pemerintah saya berharapa agar jangan sampai para investor lokal kita diabaikan, berikan kesempatan kepada mereka untuk dapat berinvestasi di negeri mereka sendiri.
Terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa saya tidak bermaksud memprovokasi kita untuk anti dengan investor asing, ataupun mengajak untuk sependapat dengan saya. Saya hanya mengajak kita untuk berfikir, silahkan jawab sendiri apakah investor asing adalah kawan ataukah lawan bagi kita.


Komentar